BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

11 Juni 2011

PENTAKOSTA DALAM SEJARAH

" PENTAKOSTA DALAM SEJARAH "

SIMBOL DAN MAKNA

Pentakosta artinya hari kelima puluh (sesudah paskah). Pentakosta dirayakan sebagai hari turunnya Roh Kudus dan hari kelahiran gereja.


Warna liturg
i untuk hari Pentakosta: hijau.

Symbol : burung merpati (7ekor), atau lidah api (7buah) dan seekor burung merpati yang menukik.

Warna dasar : merah

Warna merpati : perak

Warna lidah api : kuning pada tepinya

Arti:

Ketujuh ekor burung merpati atau ketujuh lidah api melambangkan ke tujuh Roh Allah (Why. 4:5) membentuk lingkaran yang menghadirkan kekekalan. Kewtujuh ekor burung merpati atau ketujuh lidah api itu juga melambangkan tujuh buah karunia Roh Kudus (Why. 5:12 atau Yes. 12:2-3). Merpati yang menukik dan lidah api menunjuk pada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta.

SEJARAH HARI RAYA PENTAKOSTA

Hari raya Turunnya Roh Kudus disebut juga hari raya Pentakosta. Kata Pentakosta berasal dari kata Yunani “pentekoste” yang berarti hari ke limapuluh. Dalam Perjanjian baru hari raya ini dikenal dan beberapa kali disebut. Pertama dalam I Korintus 16:8, dimana rasul Paulus menulis, bahwa ia tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta. Selanjutnya dalam Kisah Rasul 20:16, dimana Lukas katakan, bahwa rasul Paulus bermaksud untuk berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.

Mengapa paulus dan Lukas menyebut hari raya ini dengan nama Pentakosta? Jawabannya diberikan dalam karya2 Yahudi, khususnya yang ditulis sesudah pembuangan ke Babel. Dalam Imamat 23:10-14 ditetapkan, bahwa pada musim panen dipersembahkan buah-buah sulung, seikat banyaknya, sebagai korban, dan harus diserahkan kepada imam untuk dijadikan korban-bakaran. Dari ayat2 yang mendahului perikop ini (ay.5-8) nyata, bahwa persembahan ini berlangsung pada hari raya Paskah. Mulai dari tanggal ini (Paskah) harus dihitung, menurut ayat2 yang mengikutinya (ay.15-22), selama tujuh minggu penuh. Pada hari sesudah Sabat, yaitu hari kelimapuluh, ditetapkan bahwa orang2 Yahudi harus mempersembahkan buah sulung sebagai korban-timangan, yang terdiri dari dua ketul roti yang beragi dari panen gandum. Korban ini berbeda dengan makanan yang terdiri dari roti yang tidak beragi, yang biasa dimakan pada hari raya Paskah.

Pada korban buah sulung yang akhir ini ditambahkan tujuh ekor anak-domba yang berumur satu tahun, seekor lembu muda dan dua ekor domba jantan sebagai korban-bakaran, seekor kambing jantan dan dua ekor anak-domba sebagai korban penghapus dosa, dan makanan serta minuman sebagai korban-bakaran. Demikianlah bunyi peraturan2 yang ditetapkan untuk merayakan hari raya Pentakosta.

Penghitungan tanggal Pentakosta sebagai hari yang kelimapuluh menurut pembagian tahun Israel dijelaskan lebih lanjut dalam kitab Ulangan (baca Ul.16:9-17). Hari raya Paskah dirayakan dengan sederhana dan dalam suasana khidmat, hari raya Pentakosta sebaliknya, yaitu dengan gembira.

Dari uraian diatas nyata, bahwa kedua hari raya itu erat hubungannya. Hari raya pentakosta sebenarnya adalah akhir dari hari raya Paskah Yahudi. Memang benar, bahwa pada perayaan pentakosta lebih menonjol sifat hari raya ini sebagai hari raya panen. Tetapi hari raya Paskah juga mempunyai hari raya panen.

Yang membedakan hari raya Paskah dengan hari raya Pentakosta ialah, bahwa hari raya Paskah tidak dapat dilepaskan dari hubungannya dengan peringatan akan keluarnya bangsa Israel dari mesir. Sedangkan hari raya Pentakosta adalah tetap hari raya panen, walaupun sedikit banyak hari raya Paskah turut mewarnai hari raya Pentakosta.

PENTAKOSTA DI INDONESIA

Hari raya Pentakosta masuk ke Indonesia dari para pekabar Injil dari badan2 zending. Merujuk pada sejarah Pentakosta Yahudi bahwa hari itu adalah hari raya panen, maka oleh sebagian gereja-gereja di Indonesia hari raya ini tersebut mempunyai persamaan dengan masyarakat indonesia yaitu masyarakat agraris. Sehingga pada kemudian hari sebagian gereja-gereja di Indonesia memperingati Pentakosta dengan membawa persembahan yang berupa hasil bumi dan ternak. Hari raya ini dipakai sebagai kesempatan untuk mempersembahkan seluruh hasil cipta dan karya jemaat kepada Allah penguasa semesta Allah.

Dari Eropa hariraya Pentakosta dimasukkan oleh badan2 sending ke gereja2 di Indonesia, sehingga ia telah dikenal dalam kehidupan gereja di Indonesia.

Demikian sekilas sejarah hari raya Pentakosta yang mewarnai kehidupan gereja Tuhan di bumi ini. (yaw – dari berbagai sumber)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Setiap orang Kristen (tanpa memandang denominasi apapun juga) mengalami pengalam kepenuhan Roh Kudus seperti yang dialami 120 murid di atas loteng Yerusalem, karena kepenuhan Roh Kudus merupakan salah satu janji Bapa yang dikatakan Tuhan Yesus agar kita menerima kuasa yang memampukan kita menjadi saksi-saksi Kristus! -Tjan Dedi Mulyadi